sering sekali mengalami fenomena ini. menghadapi orang-orang yang tidak peka. atau mungkin saya pernah menjadi salah satu pelakunya? entahlah, mungkin saja. beberapa hari lalu saya terpaksa berhujan-hujan di jalan selama berjam-jam karena harus melakukan sesuatu. dan as expected, sebelum sampai di tempat yang dituju, sudah terjadi gejala radang dan flu. alhasil, esok paginya pun serasa tidak bisa bangun dari tempat tidur. menengok hp dan membaca sekilas pesan singkat mengingatkan untuk rapat pagi itu. berharap yang di seberang mengerti, saya mengirim pesan yang isinya meminta dijemput karena sedang tidak enak badan. cepat sekali balasannya datang, oke. apaaaa? entah dimana salahnya. maksud tersirat saya dari pesan tersebut adalah saya tidak ikut rapat yaa. mungkin yang membalas tidak se-persepsi dengan saya. berharap dibalas sudah ngga usah ikut kalau sakit yaa. ber-ekspektasi terlalu tinggi. berakhir dengan asumsi bahwa orang-orang tersebut tidak peka.
dengan mengatakan yang tidak sebenarnya justru akan membuat kita terperangkap dalam persepsi orang lain. berharap mereka mengerti apa yang diinginkan hanya dengan memberi sebuah isyarat. bahkan kebanyakan perempuan selalu berbicara sebaliknya. banyak maksud tersembunyi lainnya dari apa yang dikatakan. jika perempuan mengatakan A, belum tentu yang dimaksud adalah A, mungkin saja adalah B,C, atau D. setelah membaca beberapa artikel, penyebab masalah ini adalah karena perempuan cenderung menggunakan emosinya saat berkomunikasi. komunikasi indirect.
jika seorang perempuan mengatakan "iya", itu artinya "tidak" ..
memang seperti sebuah teka-teki. tapi saya sendiri pun belum bisa merubah kebiasaan tersebut. istilahnya sudah menjadi watak. selamat bermain kata-kata :)
Read More