entah sejak kapan mulai merindukan (kembali) udara pagi kota ini. kota tempat ibu lahir dan tumbuh. nganjuk. tentu saja bukan sudut yang saat ini kulihat. sudut yang mulai dipenuhi gedung bertingkat. lama sekali tidak menyambangi rumah itu. rumah yang halamannya saja bisa ditempati 4 mobil standar. yang kebun belakangnya bisa dibangun beberapa rumah berukuran cukup besar. semenjak ibu meninggal, kepemilikan rumah telah dipindahtangankan. dijual. rumah yang telah membekaskan banyak cerita. gadis kecil berumur 4 tahun yang terbiasa hidup di kota, beberapa saat harus merasakan suasana desa yang jauh berbeda. tentu saja rasanya ingin segera pulang. ya, begitulah aku, 16 tahun yang lalu.
kali ini, di bagian berbeda, di kota yang sama. aku merasakan aroma itu kembali. duduk di belakang sepeda kayuh, membiarkan wajah diterpa angin. malunya, aku tidak bisa menyembunyikan wajah bahagiaku, senyum yang selalu mengembang melihat bocah-bocah berebut membeli makanan. tentu ini bukan pertama kalinya aku berkeliling. sudah sering. tapi sungguh berbeda, ketika biasanya hanya duduk di dalam mobil, meihat dari kaca jendela, dan angin tidak bisa menyapa wajah. ternyata aku baru saja bangun dari mimpi. menemukan bahwa kenyataan jauh lebih indah. langit yang berpihak, menghadirkan mendung untuk menemani sepanjang perjalanan. rok yang menari-nari, menandakan betapa senangnya angin bertemu denganku (:p ). ya, senang sekali rasanya. berbicara pada diri sendiri. suatu saat aku ingin mengulangi hari seperti ini. sedikit berimajinasi :p .keindahan tidak hanya ketika cahaya baru saja merekah. namun juga ketika bulan menggantikan untuk menemani malam kita. tetap dengan sepeda kayuh yang sama. sedikit lebih lengkap dengan tetesan hujan. lebih romantis, kata orang. belasan tahun mengunjungi kota ini, baru sekarang berkesempatan menikmati hujan di atas kayuhan sepeda. sepertinya aku sedang jatuh cinta.
aku tidak peduli betapa berlebihannya senyum yang tergambar. aku memang sedang merangkaikan kenangan, yang mungkin saja suatu saat akan membuatku kembali di sini. "sudah, tinggal di sini saja". entahlah, (lagi lagi) secuil do'a itu hanya bisa meng-aamiin-i nya, do'akan saja :')
sedikit oleh oleh dari nganjuk
Rabu, 15 Januari 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar