bukan sesuatu yang "spesial". hanya rutinitas. rutinitas mengunjungi rumah sakit. sepertinya sudah akrab sekali dengan tempat ini. seperti teman. bagaimana tidak, dari kecil sudah biasa keluar masuk UGD, meski sakit ringan. bapak sangat protektif dengan anak bungsu beliau yang satu ini. menyusuri lorong di rumah sakit yang berbeda. bukan rumah sakit tempatku menginap 3 hari dulu. tapi ada sesuatu yang membuatku seperti kembali ke masa lalu. melihat gadis kecil yang didorong dengan kursi roda seperti melihat diriku 13 tahun yang lalu. aku juga tahu rasanya duduk di atas kursi roda. didorong mengelilingi rumah sakit karena paviliun tempatku menginap ada di bagian paling belakang. serasa baru kemarin orang-orang menatapku kasihan, gadis kecil di atas kursi roda.
"waktunya ambil darah yaa". bosan dengan kalimat itu. setiap beberapa jam sekali aku mendengarnya dari suster. sampai tidak pernah terasa sakit. mungkin karena sudah sering. hanya sekali aku menangis. gadis kecil berusia 7 tahun, yang tidak mengerti apa-apa tentang penyakitnya.
sebelumnya aku sudah akrab dengan tempat ini. ibu sering keluar-masuk untuk pengobatan kankernya. meskipun akhirnya rumah sakit bukan tempat yang membuatnya percaya bisa sembuh.
tenyata aku se-paviliun dengan pasien kanker otak. setiap hari mendengar suara orang menangis. bukan dari si pasien kecil. tapi itu suara ibunya. belum terlalu paham dengan apa yang mereka (orang tuaku dan orang tua pasien kecil) bicarakan. sampai akhirnya aku tahu bahwa penyakitnya bisa dengan cepat merenggut nyawa. entah bagaimana keadaannya saat ini..
menginap 3 hari di rumah sakit membuatku kehilangan keseimbangan saat berjalan. hari dimana kepulanganku ditentukan, itulah hari dimana aku belajar berjalan kembali. tidak butuh waktu lama meskipun sekali dua kali terjatuh karena masih lemahnya otot kaki. hari itu adalah 13 tahun yang lalu..
ini bukan cerita tentang kesedihan hidup seseorang. ini adalah cerita tentang bagaimana seseorang selalu menemukan alasan untuk bersyukur kepada Rabb-nya. tentang kehidupan kedua yang diberikan kepadanya. tentang mengingat kembali nikmat-nikmat yang sering terlupa. bahwa ini bukan tentang mengasihani hidup orang lain, tapi bagaimana belajar bersyukur dari kehidupan orang lain. seringkali kita hanya melihat apa-apa yang tidak/belum kita miliki, dan terlupa atas apa-apa yang telah kita miliki.
0 komentar:
Posting Komentar