Bagiku malam itu seperti sebuah
lagu, membuat sendu. Setiap kali udara dingin dan bulan mulai merangkak naik
perlahan, hati selalu diliputi kabut kerinduan. Bagaimana tidak, bukankah sunyi
adalah teman terbaik untuk menghidupkan kenangan? Terjaga saat malam, sama saja
membiarkan dirimu tersudut dalam gelapnya sepi. Dan sepi sekali lagi akan setia
menemanimu tenggelam bersama
kenangan-kenangan.
Terkadang aku membenci malam. Seperti malam ini, sempurna
sudah ia membuatku diselimuti kesedihan. Bersama hujan, ia tak hanya membasahi daun
yang kering, tapi ia juga memberikan tetesan-tetesan itu di hatiku. Memaksaku
mendengar rintik yang terus berubah, seolah ia mengerti betapa sendunya hati
saat ini. Aku ingin sekali berlari kepada hujan, menyamarkan tangis, membasuh
setiap luka dan kecewa..
Tidak. itu tak akan pernah
terjadi. Tak akan kubiarkan air mata ini jatuh untuk setiap kenangan yang
harusnya sudah pergi. Biarlah ia membekas saat ini. Tapi ini hanya soal waktu.
Aku tahu, segera akan kulupakan perasaan-perasaan itu. Aku akan menunggu
disini, menunggu hujan reda hingga sekali lagi kenangan itu akan hilang bersama
kepergiannya. Namun kemudian aku sadar bahwa aku telah mengatakannya berulang
kali, setiap hujan datang..
-saat dimana hujan tak kunjung reda-
0 komentar:
Posting Komentar